BUSANA ADAT JAWA: PENGERTIAN, JENIS, WUJUD DAN FILOSOFINYA
TEROPONG-MEDIA.COM | PENGETAHUAN - Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terbesar ketiga belas di dunia. Dengan populasi sekitar 150 juta, pulau jawa dikenal dengan pulau terpadat di dunia dan salah satu tempat terpadat di dunia.
Meski hanya menjadi yg terbesar kelima, pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Angka ini lebih rendah dibandingkan sensus penduduk tahun 1905 yg mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan populasi di pulau Jawa secara persentase disebabkan oleh perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke seluruh Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di bagian barat laut Jawa (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura).
BUSANA ADAT JAWA
Busana/pakaian adat jawa biasa dikenal dengan sebutan Pakaian kejawen. Busana ini memiliki filosofi tersendiri bagi orang Jawa.
Pakaian adat tradisional Jawa memiliki sebuah pesan seperti ajaran jawa. Dalam pakaian ini terdapat ajaran untuk hidup rukun & harmonis yg berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, hubungan antar manusia serta antara manusia dengan penciptanya atau di dalam islam disebut dengan Habluminallah & Habluminannas.
Berikut beberapa perbedaan pakaian pria & wanita adat jawa.
Pakaian Tradisional (adat) Pria Jawa
Blangkon / udheng
Bagian-bagian blangkon
- Kuncung merupakan bagian ujung/pucuk dari iket yg berada tepat di tengah jidat. kuncung ini hanya ada di blangkon cengkok mondhol.
- Wiron merupakan bagian iket yg diwiru (dilipat rapi). wiron berada di sisi kanan & kiri di atas alis mata.
- Sunglon merupakan sisi pinggir yg berada di atas wiron.
- Kemadha merupakan pinggiran batik yg ditempatkan di kiri kanan blangkon.
- Talingan merupakan bagian blangkon yg berada di sisi kiri & kanan bagian bawah, agak melengkung sehingga persis di atas kedua telinga.
- Modangan merupakan bagian atas blangkon mulai dari rambut depan, tengah hingga daerah mondholan.
- Mondholan yaitu bagian belakang blangkon yg berupa bulatan agak lonjong & gepeng (pipih) presisi di atas tengkuk.
Pakaian (Klambi atau Rasukan)
- Atela seperti jas tutup. Mulai dari leher sampai bagian bawah tertutup. Kancingnya tepat berada di tengah & biasanya berjumlah 5 bh. Bagian belakang atela dikrowok (berlubang) yg berfungsi sebagai penyimpanan keris.
- Beskap juga hampir sama seperti jas. Bagian leher tertutup dengan kancing yg berada di tengah. Bagian dada ke bawah ditutup dengan kain yg menyilang ke kiri miring ke bawah. Jumlah kancingnya yakni 5 buah. Bedanya dengan atelah, posisi kancing beskap membentuk huruf v. Beskap memiliki 2 jenis, yakni landung & growong (lubang belakang).
- Sikepan/rompi. Pakaian ini digunakan sebagai rompi. Memiliki kancing namun tidak dikancingkan. Jika menggunakan ini, otomatis bagian tengah akan terlihat.
- Langenharjan yg mirip dengan tuxedo. Jumlah kancing ada 1 biji. Bagian belakang dilubangi untuk tempat keris. Bagian dalam menggunakan baju hem lengan panjang.
- Taqwa atau surjan. Baju jenis ini umumnya penuh warna bunga kadang berupa lurik.
Atela |
Beskap |
langenharjen |
sikepan |
sorjan/ taqwa |
Warna Pakaian/klambi/rasukan
Aturan dan Tata Cara Pemakaian Baju
1. Di dalam keraton Surakarta
A. Pisowanan ageng
- untuk para santana dalem riya nginggil yg bergelar kph, kp, kra pakaian yg digunakan ialah sikepan pendek berwarna hitam dengan rompi putih. Udheng jebehan, keris warangka ladrang.
- untuk abdidalem bupati sepuh riya dengan gelar krat pakaiannya ialah sikepan cekak warni cemeng, udheng cekok mondhol kuncung, keris warangka ladrang.
- untuk para sentana dalem, abdidalem, bupati, bupati anom dengan gelar krmt, krt, rmt, rt, pakaiannya ialah atellah cemeng mawi “passan”, udheng cekok mondhol kuncung, keris warangka ladrang, nganggar samir.
- abdi-dalem seperti panewu ke bawah, pakainnya ialah atellah cemeng, udheng cekok mondhol dengan kuncung, keris warangka ladrang, hanganggar samir.
B. Pisowanan sehari-hari
2. Di luar keraton
Stagen
Sabuk/ Lonthong
Sabuk/ Lonthong |
Epek dan Timang
Jenis epek
- epek polos, tidak ada hiasannya sama sekalil
- epek bordir yg dijahit dengan berbagai motif untu walang / ombak banyu / motif bunga-bungaan seperti daun pakis
- epek rambut yg terbuat dari rambut kuda warna hitam.
" sebagai manusia kita mesti bisa mengambil (epek) segala sesuatu baik itu ilmu ataupun pengalaman, kemudian kita (timang) timbang, pilih mana yang cocok untuk kita. Timang artinya tahap penyaringan, sehingga tidak ada keraguan (kanti orang samang)."
Sinjang atau Jarik
Sinjang atau jarik |
Sinjang adalah bahasa kromo dari jarik, jarit atau sewek (jawa timur). Bahasa kromo inggilnya yakni nyamping. Sinjang adalah kain batik panjang yg digunakan dengan cara melingkarkan di badan si pengguna, kain ini menutupi perut ke bawah sampai mata kaki.
Kain batik yg digunakan untuk jarik merupakan hasil olah budi para leluhur yang secara turun-temurun diberikan oleh nenek moyang. Selain pola motif yg rumit & indah, batik tersebut dihasilkan dengan sabar, telaten, serta melalui banyak proses. oleh sebab itu, hasil yang diberikan sangat berkualitas.
Sinjang atau jarik memiliki folosofi:
" sinjang berasal dari jarik, yang berarti aja serik yaitu jangan iri atau benci pada orang lain. Apa yg kita miliki mesti kita sukuri. Jika mempunyai masalah dengan orang lain, mesti kita selesaikan dengan baik-baik atau secara kekeluargaan. "
Keris / dhuwung / wangkingan
Keris |
Keris adalah senjata bagi orang jawa yang sangat adiluhung. Disebut adiluhung karena di dunia tidak ada yg menandinginya. Mulai dari pembuataanya yg mesti hati-hati, rumit, penuh ketelitian, sabar & ketenangan hati.
Bagi orang Jawa, Keris sendiri memiliki filosofi yang religi, yakni :
" Saat beribadah kepada tuhan, manusia harus mengalahkan godaan setan yg mengganggu manusia saat akan berbuat kebajikan. "
Canela atau selop
Canela/Selop |
Canela merupakan bagian pakaian adat jawa untuk alas kaki. Canela bisa dibuat dari kulit hewan / bahan sintetis. Canela digunakan untuk menutup jari kaki, sedangkan bagian belakang tumit terbuka.
Canelo memiliki filosofi yakni : Sebagai lambang untuk beribadah secara lahir & batin kepada allah.
(H/S)
Posting Komentar untuk "Busana Adat Jawa: Pengertian, Jenis, Wujud dan Filosofinya"