NATIONAL GEOGRAPHIC PHK 60 STAF REDAKSI
TEROPONG-MEDIA.COM | SEJARAH - Industri media cetak, termasuk koran dan majalah, tengah mengalami penurunan yang signifikan di seluruh dunia. Di berbagai sudut kota, mungkin masih terlihat pengecer koran di lampu merah atau kios-kios yang menjual tumpukan koran dan majalah. Jika Anda menemui pemandangan ini, pertimbangkan untuk membelinya. Pasalnya, masa depan media cetak kian suram; banyak yang sudah menghentikan penerbitan, sementara yang masih bertahan pun mengalami penurunan kualitas dan jumlah edisi yang signifikan.
Beberapa majalah yang pernah berjaya kini tersisih. Reader's Digest, meski masih ada, hanya mampu bertahan dengan operasi yang jauh lebih kecil dibandingkan masa keemasannya. Majalah lain seperti Time, Newsweek, dan Rolling Stone juga menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan edisi cetak. Newsweek, misalnya, sempat menghentikan penerbitan cetaknya sebelum kembali dengan model bisnis yang berbeda.
Namun, yang baru-baru ini terjatuh adalah National Geographic, majalah yang pernah menjadi ikon jurnalistik berkualitas tinggi serta eksplorasi dunia. Pada Juli 2024, majalah ini harus merumahkan sekitar 60 staf redaksi, sebuah langkah yang mencerminkan kesulitan besar di balik layar. Ini tidak hanya menggambarkan tantangan finansial, tetapi juga menunjukkan dampak langsung pada kualitas konten yang mereka hasilkan. Pada tahun 2022, National Geographic masih memiliki sekitar 1,7 juta pelanggan, namun sekarang mereka kehilangan banyak penulis terhebat mereka. Situasi ini membuat mereka semakin sulit mempertahankan standar yang pernah membuat mereka begitu dihormati. Sisa staf sepertinya hanya bisa menyaksikan perlahan-lahan redupnya sebuah era di mana jurnalisme berkualitas dan fotografi yang memukau menjadi fondasi mereka.
National Geographic sendiri memiliki sejarah panjang dan prestisius. Majalah ini pertama kali diterbitkan pada 13 Januari 1888, di bawah naungan National Geographic Society, organisasi nirlaba yang didirikan oleh 33 ilmuwan, penjelajah, dan pelindung alam di Washington, D.C. Organisasi ini didedikasikan untuk meningkatkan pengetahuan geografis di kalangan masyarakat umum. Di antara pendiri utamanya adalah Alexander Graham Bell, penemu telepon, dan Gardiner Greene Hubbard, yang merupakan pengacara dan ayah mertua Bell sekaligus presiden pertama National Geographic Society. Bell kemudian mengambil alih posisi presiden dan membawa organisasi ini ke level global yang lebih luas.
Selama lebih dari satu abad, National Geographic Society tidak hanya menerbitkan majalah, tetapi juga menginisiasi berbagai proyek eksplorasi ilmiah, konservasi, dan pendidikan. Misi utama mereka adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dunia melalui penelitian, dokumentasi visual, dan edukasi. Bagi banyak orang, National Geographic membuka jendela menuju dunia yang jauh dan tak terjangkau. Lewat halaman-halamannya, pembaca bisa mengenal tempat-tempat asing, budaya yang berbeda, dan keindahan alam yang semakin terancam oleh tangan manusia. Majalah ini memberikan wawasan mendalam tentang degradasi lingkungan, hilangnya habitat, dan ancaman kepunahan spesies, namun selalu dibarengi dengan narasi penuh harapan tentang upaya konservasi dan pemulihan ekosistem.
Sampai hari ini, komite penelitian dan eksplorasi dari National Geographic Society telah mendanai lebih dari 11.000 penelitian dan ekspedisi ilmiah di seluruh dunia, memperkuat kontribusinya dalam memajukan pengetahuan ilmiah dan menjaga warisan dunia.
Sayangnya, seiring dengan kemajuan teknologi digital, media cetak mulai kehilangan relevansi. Platform digital semakin mendominasi, sementara koran dan majalah cetak tersingkir. National Geographic tidak kebal terhadap perubahan ini. Pada tahun 2015, sebagian besar kepemilikan National Geographic Society dijual kepada 21st Century Fox, dan pada 2019, setelah proses akuisisi besar-besaran senilai 71 miliar dolar, Disney mengambil alih kontrolnya. Di bawah Disney, orientasi bisnis National Geographic beralih dari media cetak ke produksi konten audiovisual, terutama untuk acara televisi dan dokumenter, termasuk yang tersedia di platform seperti Disney+. Dampaknya, staf redaksi harus dikurangi secara drastis, karena fokus perusahaan lebih diarahkan ke konten digital yang lebih menguntungkan.
Majalah National Geographic masih ada, tetapi dalam format yang semakin kecil dan dengan penurunan kualitas yang nyata. Fokus mereka sekarang lebih pada platform digital dan produk audiovisual. Ini adalah tanda perubahan besar dalam lanskap media modern.
Jadi, jika Anda masih menemukan koran atau majalah di toko atau di jalan, belilah. Bisa jadi minggu depan, mereka sudah tidak lagi diterbitkan. Kejayaan media cetak memang tampaknya berada di ujung tanduk.[]
Sumber: AS Laksana
Editor: Hendra, S
- Teropong Media, Melihat Informasi Lebih Jelas -
Posting Komentar untuk "National Geographic PHK 60 Staf Redaksi"