Cara Mengukur Ranking Google Discover, AI, Knowledge Graph, Top Stories, Gnews

CARA  MENGUKUR RANGKING GOOGLE DISCOVER, AI, KNOWLEDGE GRAPH, TOP STORIES, GNEWS

TEROPONG-MEDIA.COM | INTERNET -  Mengukur performa konten di berbagai platform dan fitur Google, seperti Discover, AI, People Also Ask (PAA), Knowledge Graph, Google Images, Top Stories, dan Google News, adalah langkah penting untuk memahami seberapa efektif strategi SEO dan pemasaran digital yang kamu jalankan. Setiap fitur ini memiliki karakteristik unik dalam cara menyajikan informasi kepada pengguna, sehingga pendekatan untuk mengevaluasi "ranking" juga harus disesuaikan. Misalnya, Google Discover lebih berfokus pada personalisasi berbasis minat pengguna, sementara PAA memberikan jawaban spesifik untuk pertanyaan yang sering diajukan. Di sisi lain, Knowledge Graph bertujuan menyajikan informasi entitas secara langsung melalui hasil pencarian yang terpadu. Dengan memahami cara masing-masing platform ini bekerja dan mengukur performanya, kamu dapat mengoptimalkan visibilitas konten, meningkatkan lalu lintas organik, dan memastikan bahwa pesanmu sampai ke audiens yang tepat. Langkah-langkah ini membutuhkan kombinasi antara alat analitik seperti Google Search Console, SEMRush, atau Ahrefs, serta strategi on-page dan off-page yang efektif. Sebagai seorang praktisi digital, memiliki pemahaman mendalam tentang pengukuran "ranking" di berbagai platform ini bukan hanya membantu dalam evaluasi kinerja, tetapi juga memberi wawasan strategis untuk memenangkan persaingan di era digital yang terus berkembang.

 1. Mengukur "Ranking" di Google Discover

Google Discover tidak memiliki metrik langsung untuk "ranking" seperti SERP. Namun, kamu bisa mengukur performa konten menggunakan Google Search Console (GSC).

Langkah-langkah:

• Masuk ke GSC.
• Buka tab Performance > Discover.
• Analisis metrik seperti impressions, clicks, dan average CTR untuk melihat sejauh mana kontenmu berhasil di Discover.
• Meskipun tidak ada "ranking" spesifik, performa impression mencerminkan seberapa sering konten muncul di feed pengguna.

2. Mengukur "Ranking" di AI (Chatbots/Assistant)

Pengukuran "ranking" di hasil AI seperti Google Bard, ChatGPT, atau Assistant bersifat kurang terstruktur dibanding SERP.

Langkah-langkah:

•  Cek relevansi konten: Lakukan query manual di platform terkait menggunakan pertanyaan target.
•  Gunakan pengujian A/B dengan pertanyaan berbeda dan catat respons serta sumber yang dikutip.
•  Fokus pada rich snippets dan structured data untuk memastikan kontenmu lebih mudah digunakan oleh sistem AI dalam menjawab pertanyaan.

3. Mengukur "Ranking" di PAA (People Also Ask)

Untuk melihat di mana kontenmu muncul di kotak PAA, gunakan alat SEO yang mendukung analisis PAA seperti Ahrefs, SEMRush, atau Rank Ranger.

Langkah-langkah:

• Cari keyword target menggunakan alat tersebut.
• Identifikasi apakah kontenmu muncul di bagian PAA.
• Ukur posisi berdasarkan urutan di kotak PAA (biasanya dihitung dari atas ke bawah).

4. Mengukur "Ranking" di Knowledge Graph

Knowledge Graph tidak memiliki ranking tradisional, tetapi kamu bisa memeriksa keterlibatan entitas atau brand dalam Graph.

Langkah-langkah:

• Google your brand/entity: Periksa apakah profil Knowledge Panel muncul.
• Gunakan structured data markup (seperti schema.org) untuk meningkatkan peluang tampil di Knowledge Graph.
• Pantau penampilan menggunakan alat seperti Kalicube atau alat SEO serupa yang memeriksa keterlibatan di Knowledge Graph.

5. Mengukur "Ranking" di Google Images

Google Search Console memang memiliki metrik Average Position untuk gambar, tetapi untuk analisis lebih lanjut:

• Gunakan tools seperti SEMRush atau Ahrefs untuk memeriksa peringkat gambar di hasil pencarian visual.
• Lakukan pencarian manual menggunakan keyword target untuk memahami posisi gambar terkait kontenmu.

6. Mengukur "Ranking" di Top Stories

Top Stories muncul untuk konten berita terkini. Untuk memantau ranking:

• Gunakan Google Search Console: Analisis posisi di tab Performance > Search Results dan pilih Search Appearance: News.
• Gunakan alat seperti NewsDashboard atau Chartbeat untuk analisis lebih mendalam.
• Pastikan konten dioptimalkan untuk AMP (Accelerated Mobile Pages), karena sering mendominasi Top Stories.

7. Mengukur "Ranking" di Google News

Ranking di Google News bisa diukur melalui:
       

• Google Publisher Center: Pantau konten yang dikirim ke Google News.
• Search Console: Di tab Performance, analisis klik, impression, dan average position untuk konten dari bagian Google News.
• Gunakan tools seperti Parse.ly, NewsDashboard, atau Chartbeat untuk melacak performa lebih detail.

8. Tips Umum untuk Semua Platform

• Gunakan Tools SEO: SEMRush, Ahrefs, atau tools analitik lainnya bisa membantu memberikan insight lebih mendalam.
• Data Structured Markup: Pastikan kontenmu memiliki schema markup yang sesuai agar lebih mudah diidentifikasi oleh algoritma Google.
• Pantau Performa Secara Berkala: Selalu perbarui data performa untuk memahami tren dan perubahan algoritma.

Kesimpulan

Mengukur "ranking" di berbagai fitur Google, mulai dari Discover hingga Google News, adalah bagian integral dari upaya meningkatkan visibilitas dan performa konten secara online. Setiap platform menawarkan peluang unik untuk menjangkau audiens yang berbeda, tergantung pada jenis informasi dan cara penyajiannya. Sebagai contoh, muncul di Top Stories memberikan keuntungan dalam hal jangkauan berita terkini, sementara tampil di Knowledge Graph meningkatkan kredibilitas entitas. Dengan menggunakan alat seperti Google Search Console untuk analisis mendalam dan tools SEO lainnya, kamu dapat mendapatkan wawasan yang diperlukan untuk memperbaiki strategi kontenmu. Di era di mana algoritma dan preferensi pengguna terus berubah, konsistensi dalam pemantauan performa menjadi kunci keberhasilan. Tidak hanya sekadar memahami posisi konten, tetapi juga bagaimana memanfaatkannya untuk membangun keterlibatan dan konversi yang lebih baik. Akhirnya, pengukuran yang tepat memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan berbasis data, memungkinkanmu merancang strategi yang relevan dan kompetitif. Dengan demikian, pengelolaan konten tidak lagi menjadi sekadar rutinitas, melainkan investasi strategis untuk mencapai tujuan jangka panjang di dunia digital.

(H/S)

Berbagi :