Di
satu sisi, kita tentu bisa memahami perasaan kecewa netizen tersebut.
Tawaran gaji sebesar itu terasa tidak adil, bahkan jauh di bawah Upah
Minimum Regional (UMR). Perusahaan yang memberikan gaji serendah itu
mungkin terlihat tidak menghargai tenaga kerja. Namun, jika kita melihat
dari sisi perusahaan, mereka tidak mempertimbangkan berapa besar biaya
pendidikan seseorang. Biaya kuliah yang mahal adalah tanggung jawab
pribadi, bukan alasan bagi perusahaan untuk memberikan gaji yang lebih
tinggi.
Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, gaji tidak
ditentukan berdasarkan biaya kuliah atau pendidikan formal seseorang,
melainkan oleh hukum ekonomi dasar: supply and demand.
Gaji dan Kaitannya dengan Supply and Demand
Gaji
seseorang ditentukan oleh tingkat kebutuhan pasar (demand) terhadap
suatu keahlian dan ketersediaan tenaga kerja (supply) yang memiliki
keahlian tersebut. Jika suatu keterampilan sangat dibutuhkan namun hanya
sedikit orang yang memilikinya, maka gaji untuk keterampilan itu akan
tinggi. Sebaliknya, jika keterampilan tersebut banyak dimiliki sementara
kebutuhannya rendah, gaji yang ditawarkan otomatis menjadi kecil.
Untuk
memperoleh gaji yang tinggi, langkah yang harus dilakukan bukan
semata-mata memilih pendidikan mahal. Sebaliknya, seseorang perlu
menjadi talenta yang memiliki keterampilan langka dan sangat dicari oleh
pasar.
Strategi untuk Meningkatkan Nilai Diri dan Gaji
Berikut adalah beberapa langkah strategis untuk meningkatkan nilai diri di pasar kerja:
Kenali Keterampilan dengan Demand Tinggi dan Supply Rendah
Mulailah dengan mencari tahu keterampilan apa saja yang saat ini sedang
dibutuhkan oleh industri namun memiliki sedikit tenaga ahli. Informasi
ini bisa ditemukan melalui riset pasar, laporan industri, atau bahkan
berdiskusi dengan praktisi di bidang terkait. Contohnya, bidang
teknologi seperti data science, cybersecurity, atau artificial
intelligence saat ini sangat membutuhkan tenaga ahli.
Kembangkan Keterampilan ke Arah yang Sesuai
Setelah mengetahui keterampilan yang dibutuhkan, fokuslah untuk
menguasai keterampilan tersebut. Hal ini bisa dilakukan melalui kursus,
pelatihan, atau pengalaman langsung di tempat kerja. Ingat, menjadi ahli
di bidang tertentu membutuhkan komitmen dan kerja keras.
Perkuat Personal Branding
Bangun citra diri yang profesional dan kredibel di lingkungan kerja. Manfaatkan media sosial seperti LinkedIn untuk memamerkan portofolio, membagikan wawasan, atau membangun jaringan dengan para profesional lainnya. Personal branding yang kuat akan meningkatkan daya tarik kamu di mata perusahaan.
Asah Kemampuan Negosiasi
Negosiasi
adalah keterampilan penting yang sering diabaikan. Pelajari cara
bernegosiasi dengan baik untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan nilai
dan kontribusi kamu. Kemampuan ini mencakup cara menyampaikan argumen,
mengenali peluang, dan memperkuat posisi tawar.
Perluas Networking
Lingkaran pertemanan yang luas akan membuka lebih banyak peluang
karier. Bergabunglah dengan komunitas profesional, hadiri acara
industri, atau aktif dalam diskusi di media sosial untuk memperluas
jejaring. Kadang-kadang, kesempatan terbaik datang dari relasi yang kamu
miliki.
Penutup
Pada akhirnya, fenomena gaji rendah di
tengah mahalnya biaya pendidikan memang memancing rasa frustrasi, tetapi
hal tersebut tidak akan berubah tanpa usaha untuk menyesuaikan diri
dengan kebutuhan pasar. Memahami hukum ekonomi dan memanfaatkan strategi
peningkatan nilai diri adalah kunci untuk bertahan dan bersaing di
dunia kerja yang semakin kompetitif.
Bagaimana pendapatmu? Apakah
kamu setuju bahwa menjadi talenta yang langka adalah jalan menuju gaji
tinggi? Mari kita diskusikan!
(H/S)
Posting Komentar untuk " Mengupas Fenomena Gaji Rendah di Tengah Tingginya Biaya Pendidikan"