ALASAN ORANG JEPANG TIDAK MASUK DAFTAR ORANG TERKAYA DI DUNIA
TEROPONG-MEDIA.COM | INSPIRASI - Dalam berbagai publikasi internasional yang memuat daftar individu terkaya di dunia, sangat jarang ditemukan nama-nama dari Jepang. Padahal, secara ekonomi, Jepang merupakan salah satu negara paling maju dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang telah mendunia. Sebut saja Toyota, Honda, Sony, Panasonic, hingga Nintendo—semuanya adalah merek global yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dunia.
Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan: mengapa tidak banyak individu asal Jepang yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia, meskipun mereka berada di balik kesuksesan perusahaan-perusahaan raksasa tersebut?
Pertanyaan ini menarik untuk ditelaah lebih dalam karena jawabannya tidak terletak pada angka atau laporan keuangan semata, melainkan pada filosofi hidup, etos kerja, dan budaya kolektif yang dianut oleh masyarakat Jepang, khususnya para pelaku bisnisnya.
Salah satu tulisan yang menarik dari pembahasan di atas yaitu tulisan dari Hafizal Ahlan di laman facebooknya. berikut postingannya:
Kenapa nggak banyak orang Jepang dalam daftar orang terkaya di dunia padahal Jepang termasuk negara paling kaya?”
Aku juga pernah bertanya-tanya hal yang sama.
Bayangin deh… negara yang melahirkan merek-merek raksasa dunia seperti Toyota, Honda, Sony, Nintendo—tapi pas lihat daftar Forbes, nama orang Jepang nggak bertebaran di sana. Aneh juga, ya?
Tapi setelah aku baca kisah-kisah pengusaha Jepang dan cara mereka menjalani hidup, aku mulai paham… dan makin respect.
Orang Jepang percaya bahwa bisnis itu bukan cuma buat diri sendiri.
Di sana, filosofi hidup dan bekerja sangat berbeda. Mereka nggak percaya pada gaya hidup yang mewah-mewah, apalagi pamer kekayaan.
Kata salah satu kenalanku yang pernah kerja di Osaka, “Orang Jepang kerja bukan karena pengen jadi super kaya, tapi karena mereka pengen semua orang di perusahaan bisa hidup layak.”
Gaji CEO dan karyawan biasa pun jaraknya nggak sampai 100 kali lipat seperti di beberapa negara lain. Mereka jaga keseimbangan.
Nggak percaya? Coba lihat keluarga pendiri Toyota, Honda, Panasonic…
Jarang banget yang viral, bikin konten pamer koleksi mobil atau rumah megah kayak istana.
Karena budaya mereka mengajarkan untuk rendah hati. Sukses yang diam, bukan kekayaan yang berisik.
Mereka percaya bahwa kekayaan sejati bukan tentang seberapa banyak yang kamu simpan, tapi seberapa banyak yang kamu berikan.
Beda dengan budaya kapitalis yang berlomba-lomba ngejar peringkat kekayaan.
Di negara lain, makin tinggi angka di rekening, makin besar pengaruhnya.
Tapi di Jepang, makin tinggi tanggung jawabnya, makin besar pula kepeduliannya terhadap komunitas dan karyawan.
Mungkin itu sebabnya kita nggak banyak lihat nama mereka di daftar miliarder dunia… tapi kita lihat produk-produk mereka ada di mana-mana: tahan lama, berkualitas, dan bisa dipercaya.
Ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari mereka.
Kaya itu bukan dosa.
Tapi kalau kaya sampai menelantarkan masyarakat sekitar, atau hidup cuma buat pamer dan serakah… di situlah nilai-nilai kemanusiaan mulai hilang.
Orang Jepang mengajarkan kita bahwa kaya itu alat, bukan tujuan. Kaya itu amanah, bukan trofi yang harus dipamerkan.
Kesimpulan
Fenomena minimnya pengusaha Jepang dalam daftar miliarder dunia bukan berarti mereka tidak memiliki kekayaan. Sebaliknya, hal tersebut mencerminkan pendekatan mereka terhadap kekayaan itu sendiri. Dalam budaya Jepang, kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Kesuksesan tidak selalu harus ditunjukkan dengan kemewahan atau pengakuan global. Bagi banyak pengusaha Jepang, keberhasilan sejati adalah ketika seluruh elemen dalam perusahaan, mulai dari pemilik hingga karyawan, dapat hidup layak dan terhormat. Prinsip ini menjadikan mereka lebih fokus pada kesinambungan, kualitas, dan keseimbangan sosial, ketimbang pencapaian kekayaan individual yang berlebihan.
Melalui cara hidup dan pendekatan bisnis yang mereka jalankan, masyarakat Jepang mengajarkan kepada dunia bahwa kekayaan sejati tidak selalu tercermin dalam peringkat atau popularitas, melainkan dalam nilai, dampak, dan keberlanjutan yang mereka hasilkan. Sebuah pelajaran penting bagi kita semua dalam memandang arti sukses dan makna dari sebuah kekayaan.
Sumber: Hafizal Ahlan
Posting Komentar untuk "Alasan Orang Jepang Tidak Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia"